Kerangka Kompetensi Abad 21
Pada pertemuan pertama mata kuliah
Manajemen Keuangan pada hari Senin, 8 September 2014, pukul 14.40 di ruang 306.
Bpk. Amril Muhammad selaku dosen menjelaskan tentang “Kerangka Kompetensi Abad
21 dan Implikasinya Terhadap Proses Pembelajaran”.
Yang dijelaskan dari materi ini yaitu
kerangka kompetensi yang diperlukan seseorang untuk menunjang kehidupan dan
karirnya diperlukan kompetensi pembelajaran dan inovasi, bukan hanya
berpengetahuan saja tetapi juga dilengkapi berkemampuan
kreatif ,kritis, berkarakter kuat serta didukung dengan kemampuan memanfaatkan
informasi dan teknologi. Untuk mewujudkannya maka diperlukan fasilitas yang
memadai dalam pendidikan serta siswa diberikan portofolio dalam pengembangan
kemampuan siswa. Dalam pengembangan SDM juga dituntut untuk memiliki wawasan yg
luas, keterampilan global serta sikap dan perilaku yang mandiri, fleksibel,
kreatif, dll.
Terdapat juga 4 pilar pendidikan
UNESCO yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu:
1. Learning
to know (belajar mengetahui) : untuk mencari informasi yang dibutuhkan dan
berguna bagi kehidupan
2. Learning
to do (belajar melakukan sesuatu) : pendidikan mengajari untuk dapat terampil
dan melakukan sesuatu yang bermakna sehingga berguna bagi kehidupan
3. Learning
to be (belajar menjadi sesuatu) : penguasaan keterampilan dan pengetahuan
merupakan proses menjadi diri sendiri, sehingga dapat dijadikan tempat belajar
untuk menjadikan dirinya sesuatu yg bermakna
4. Learning
to live together (belajar hidup bersama) : bertujuan agar dapat menjadi pribadi
yang saling menghargai, bekerjasama, terbuka, memberi dan menerima orang lain
Dalam pengelolaan pendidikan tersebut
tedapat input – proses – output. Input terdiri dari peserta didik (raw input);
SKL, kurikulum, pendidikan, sarpras, pembiayaan (instrumental input), dan
lingkungan yang mendukung (envirmental input). Selanjutnya dari input tersebut
terbentuk suatu proses pembelajaran yang didukung oleh metode dan strategi
pembelajaran. Sehingga akan menghasilkan output berupa peningkatan pengetahuan,
kemampuan, keterampilan, kecakapan dan kesiapan.
Agar proses pembelajaran dapat
tercapai tujuannya diperlukan juga pengetahuan yang mendukung pembelajaran
tersebut, yaitu pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognisi. Pengetahuan factual yaitu pengetahuan tentang elemen-elemen dasar yang perlu diketahui peserta
didik terkait hal-hal yang akan dipelajari dalam sebuah topik. Pengetahuan konseptual yaitu tentang saling keterkaitan diantara elemen-elemen dasar. Pengetahuan procedural yaitu tentang cara
melakukan sesuatu. Pengetahuan metakognisi yaitu tentang kognisi peserta didik sendiri dan
pengetahuan tentang kapan menggunakan pengetahuan konseptual atau prosedural
tertentu.
Dalam proses pembelajarannya menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Dari hasil
belajar tersebut akan melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang terintegrasi. Dalam abad 21 ini diperlukan pembelajaran
dalam bentuk pendekatan scientific. Yaitu Proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar peserta didik secara aktif
mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (mengidentifikasi
atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan
hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Kegiatan
belajar yang dilakukan pada tahap mengamati yaitu membaca, mendengar, menyimak, melihat. Selanjutnya siswa akan bertanya tentang informasi yang tidak
dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi
tambahan. Setelah mereka mengerti dengan semua
hal tentang apa yang diamati maka siswa akan mengumpulkan informasi, seperti
wawancara narasumber, melakukan ekserimen, dll. tahap terkahir yang mereka
lakukan adalah menyampaikan
hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya.